Jumat, 17 April 2009

Asiditas dan Alkalinitas

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan adalah untuk menentukan asiditas dan alkalinitas suatu zat cair dengan menggunakan larutan NaOH dan HCl dengan indikator indikator fenolftalein dan metal orange.

I.2 PRINSIP PERCOBAAN

Asiditas atau alkalinitas dalam air dinetralkan dengan basa NaOH dan HCl menggunakan indicator fenolftalein dan metal orange.

I.3 METODE

Titrasi Asam Basa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Asiditas adalah hasil dari adanya asam lemah seperti H2PO4-, CO2, H2S, asam-asam lemak, dan ion-ion logam asam, terutama Fe3+. Asiditas lebih sukar ditentukan daripada alkalinitas, karena dua kontributor utamanya adalah CO2 dan H2S merupakan larutan volatile yang segera hilang dari sample.(Syafila, Mindriany)

Untuk asam kuat seperti H2SO4 dan HCl dalam air dikenal dengan istilah “asam mineral bebas” (free mineral acid). “Acid Mineral Water” mengandung asam mineral bebas dalam konsentrasi yang harus diperhitungkan. (Manahan,Stanley).

Reaksi-reaksi yang terjadi :

Asiditas H+ + OH- ® H2O

CO2 + OH- ® HCO3-

HCO3- + H+ ® H2O + CO2

Alkalinitas OH- + H+ ® H2O

CO32- + H+ ® HCO3-

HCO3- + H+ ® H2O + CO2

Pereaksi yang terjadi adalah :

Larutan H2SO4 0,1 N

Encerkan 0,28 ml H2SO4 pekat ke dalam 1L air.

Larutan H2SO4 0,02 N

Pipet 200 ml H2SO4 0,1 N ke dalam 1L air.

Larutan standar Na2CO3

Timbang 5 mg Na2CO3 masukkan ke dalam 1L air.

Ada 2 cara untuk menentukan asiditas, yaitu:

1. asiditas total, ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik akhir fenolftalein

2. asam mineral bebas, ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik akhir metal orange. ( Syafila, Mindriany)

titrasi adalah cara penetapan kadar suatu larutan dengan menggunakan larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya. Metode seperti ini biasanya dilakukan di laboratorium. Beberapa jenis titrasi yaitu :

1. titrasi asam basa

2. titrasi redoks

3. titrasi pengendapan

Pada percobaan asiditas alkalinitas, jenis titrasi yang digunakan adalah titrasi asam basa. (www.wikipedia.org/titrasi)

Beberapa buangan industri mengandung ion-ion untuk menetralkan mengandung logam asam, dan biasanya merupakan asam kuat.

Alkalinitas merupakan penyangga(buffer) peerubahan pH air dan indikasi kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan. (Alaerts dan Ir. S. Sumetri. S).

Alkalinitas mampu menetralisir keasaman di dalam air. Secara khusus alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pembufferan dari ion bikarbonat, dan tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut dalam air akan bereaksi dengan ion hydrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikkan pH. Alkalinitas optimal pda nilai 90-150 ppm. Alkalinitas rendah diatasi dengan pengapuran dosis 5 ppm. Dan jenis kapur yang digunakan disesuaikan kondisi pH air sehingga pengaruh pengapuran tidak membuat Ph air tinggi, serta disesuaikan dengan keperluan dan fungsinya. (www.wikipedia.org/alkalinitas).

Perbedaan antara basa tingkat tinggi dengan alkalinitas yang tingga adalah sebagai berikut :

1. Tingkat basa tinggi ditunjukkan oleh pH tinggi;

2. Alkalinitas tinggi ditunjukkan dengan kemampuan menerima proton tinggi.

Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan :

1. Pengaruh system buffer dari alkalinitas;

2. alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organic. Sehingga alkalinitas diukur sebagai factor kesuburan air. (Syafila, Mindriany).

Kadar alkalinitas dengan tingkat kesadahan air haruslah seimbang. Jika kadar alkalinitas terlalu tinggi dibandingkan dengan kadar Ca2+ dan Mg2+ (kesadahan) maka air menjdi agresif dan menyebabkan karat pada pipa. Sebaliknya, bila kadar alkalinitasnya rendah dapat menyebabkan kerak CaCO3 pada dinding pipa yang dapat memperkecil penampang basah pipa.

Pada air buangan, khususnya dari industri, kadar alkalinitas yang tinggi menunjukkan adanya senyawa garam dari asam lemah seperti asam asetat, propionate, amoniak dan sulfite. Alkalinitas juga sebagai parameter pengontrol untuk anaerobic digestes dan instalasi Lumpur aktif (Alaerts dan ir. Sri Sumestri Santia, MSc).

Asiditas dan alkalinitas sangat bergantung pada pH air. Pengawasan keabsahan data dapat dilakukan ketentuan, yaitu:

1. asiditas sebagai H+ hanya ada dalam air pada pH <4,5;

2. asiditas sebagai CO2 hanya ada dalam air pada pH antara 4,5 – 8,3;

3. alkalinitas sebagai HCO3-, hanya ada dalam air pada pH 4,5 – 8,3;

4. alkalinitas sebagai CO32-, hanya ada dalam air pada pH >8,3;

5. alkalinitas sebagai hidroksida hanya ada dalam air pada pH lebih besar dari 10,5.

2 komentar:

  1. Thankyou,, aku ambil but laporan.. :)

    BalasHapus
  2. thanks yoo berguna banget untuk bahan laporan pratikum ku hehehehe

    BalasHapus